Langsung ke konten utama

Prau, dan Ribuan Cerita Kita di Sana


Prau, Ladang Cerita di Bulan ke-4 tahun 2014.
Wonosobo, 18-20 April 2014.

Semarang, 18 April 2014.
Kegiatan yang sudah jauh-jauh hari direncanakan akhirnya dapat terlaksana juga. Untuk 2 hari ke depan, Kita, KOALA akan mendaki menaklukkan Gunung Prau, salah satu gunung yang terletak di Wonosobo, Jawa Tengah.
Pukul 07.00 kami diharuskan untuk sudah sampai di kampus dan berkumpul. Yah namanya juga jam karet, sana-sini, lengkeet~. Kami pun berangkat akhirnya pukul 08.00. Hahaha sudah biasaaah.

*pukul 08.00*
Start dari kampus. 10 motor beriringan dengan masing-masing membawa peta sebagai penunjuk jalan. Agus dengan Ayu, Nizam dengan Niung, Willy dengan Fifit, Anggarda dengan Kurnia, Retno dengan Primanita, Anik dengan Ana, Fitia dengan Tutik, Lu’ul dengan Intan, Baena dengan Ira, dan Hening dengan Tities.
Baru sampai Mijen, motor yang dikendarai Retno kebanan, sehingga kita harus menunggu ban selesai ditambal. KOALA kan emang gitu, susah seneng dilakuin bareng-bareng. Yoi.  #KoalaSelaluSetiaKemanaSaja.
Selang sekitar 1 jam an deh, kita kembali melanjutkan perjalanan. Hingga terjadi sebuah kejadian yang sama.
Di temanggung, tepatnya di Kaloran, gantian motor Anik yang kebanan. Karena medan yang kita lalui saat itu naik-turun dan curam, maka mengharuskan Ana-partner yang diboncenginya untuk turun karena jika naik bersama maka velgnya akan bermasalah. Nambah lagi deh ntar. Heheh
Dan untungnya, ada Arum Anggi yang kebetulan lewat untuk pulkam. Maka Ana lah akhirnya nebeng Arum untuk ke tempat tambal ban. Thanks, Rum.

*Di bengkel*
Kami menunggu lama-karena antre sama motor lain-terpisah dari rombongan-lebih tepatnya Anggarda dan Kurnia yang memisahkan diri dari kami, mereka sudah melaju duluan. Duileh, mentang-mentang boncengan berdua, dipuas-puasin. Hehehe.

*Alun-alun Temanggung*
Karena sudah memasuki waktu “Cowok ganteng adalah yang Jumatan”, maka para cowok-cowok kami singgah di masjid yang berada di alun-alun Temanggung. Sementara kita para cewek menikmati segarnya es Temanggung sembari menunggu datangnya shalat dzuhur.


*Rumah Retno, Wonosobo*
Kami pun tiba di rumah Retno dengan unyu dan hihi (karena sebelum sampe, kita nyasar, Retnonya udah duluan).  Di sana, kami disambut makanan yang sangat menggugah selera. Laper, kebetulan. Hehehe hehe. Karena merupakan suatu kebahagiaan bagi tuan rumah bila kita menyantap hidangan yang telah disajikan, maka kami pun membahagiakan tuan rumah. ^_^


*Rumah Retno, pukul 16.00*
Setelah beristirahat cukup lama dan sudah menunaikan sholat ashar, maka kita pun melanjutkan perjalanan ke base camp. Adalah Pak Ogeh, Hale, Harris, dan Topan, teman-teman yang akan memandu kita selama “liburan” di Prau. Sebelum menuju base camp mampir ke rumah Pak Ogeh dulu buat ngambil barang-barang :D

*Perjalanan menuju basecamp*
Singgah ke rumah Pak Ogeh, disambut sama anak kecil yang imutnya kebangetan. Namanya Ibam. Nama panjangnya, Imut dan Tembem. Gak ada kata Ibam nya, ya? Yaudah hehe. Pipinya ketjup-able. Aslik. Ibam ini keponaknannya Pak Ogeh. Uwuwuw~
Sampai di PLTU Garung, ada kejadian lagi. Motor yang dikendarai Topan dan Pak Ogeh mendadak gak bisa dinaikin. Kita dihimbau untuk terus melanjutkan perjalanan tanpa mereka (mereka nyusul ntar kok) #sedih.
Medan yang kita tempuh untuk menuju basecamp memang tidak mudah. Cukup terjal menanjak dan continue, tapi untungnya halus, ndak berbatu. Dan sampailah pada titik dimana beberapa rekan kehabisan gas, padahal sudah berada pada posisi gigi 1. Heheh lucu ini.

*Pukul 18.35*
Sampai di basecamp kita pun langsung menunaikan sholat maghrib dan kemudian dilanjutkan dengan sholat isya’. Dan pada waktu yang bersamaaan, Hale-ternyata mengangkati semua barang-barang kami untuk diletakkan di basecamp dibantu dengan Lu’ul. Duh, Hale, maafkan kami. Belum apa-apa sudah merepotkan L *pukpuk Hale*

*Pukul 19.30*
Kita mendapat kabar bahwa ada pemindahan basecamp. Duh, *pukpuk Hale lagi*usahamu ndak sia-sia, kok. Hikkkksss…
Kita hijrah ke rumah Wawan-rekan Pak Ogeh yang ada di lereng Prau. Keluarganya Wawan aselik ya baik banget. Udah dikasih tempat buat nginep, dipinjemin selimut, sama kasur pulak. Wkikiki makasih, yes, Mas Wawan J #maafmerepotkan.

*Perkenalan, ramah tamah*
Ada perkenalan, ramah tamah dan pendalaman materi dari Pak Ogeh dkk. Setelah perkenalan dilanjutkan dengan istirahat dengan catatan pukul 01.00 dini hari nanti harus bangun.

*Pukul 01.00*
Kami bangun dan persiapan untuk mendaki. Yang dibawa sedikit saja, logistic, matras, senter, jas hujan, dan obat-obatan. Karena persiapan yang overcook, pukul 02.00 kami baru berangkat. Hehe, maaf (lagi), ya L

*Pendakian*
Kita dibuat menjadi 3 kelompok. Kelompok 1, Gagak dipandu oleh Hale, kelompok 2 Bunglon, dipandu oleh Harris, dan kelompok 3, Alap-alap dipandu oleh Pak Ogeh, serta Topan, yang bertugas menjadi dekdok. Semangaaaatttt \o/.

*Pukul 02.00*
Kita berangkat. Dengan disuguhi oleh anak tangga yang ke atas. Ya emang sih naik tangga itu dimana-mana ke atas. Oke, buat pemanasan. Cukup panas. Menuju pos 1, pos 2, pos 3, dan pos 4. Trek menuju pos 4 ini nanti kita dikelilingin sama hutan pinus. Jangan ditanya panoramanya, ya. Bagus banget!. Udah gitu sinar rembulan yang temaram kian memperindah malam itu..Begitu manis, dan syahduu. Membuat terlena dan ingin menetap di sana…
Mendaki itu enak, lho. Selain ada yang jagain, nantinya kalo udah sampe puncak semua capek, lelah yang ganduli, bakalan ilang. Yakin.
Mendakilah bersamaku, maka kau akan tahu sifatku.
Mendakilah bersamaku, maka kau akan tahu bagaimana caraku menjagamu. (RB)

*Pukul 04.00*
“Wah, sepertinya kali ini sunrise belum jadi milik kita deh. Ini udah jam 4 tapi kita masih jauh ke puncaknya” Kata Kurnia pesimis.
“Udahlah, gak apa-apa. Meskipun sunrise belum bisa jadi milik kita, yang penting kan kita bebarengan terus. Buat apa dapet sunrise tapi sendirian, meskipun tahu, bahwa ada kawan lain yang juga ingin ke puncak tapi ditinggal? Kebersamaan itu utama, Kur. Whatever it happened, we must always together. Inget kan sama kesepakatan kelompok kita waktu mau naik? Apapun yang terjadi, kita harus tetep bareng-bareng. Gak boleh ninggal dan gak boleh ada yang ditinggalin”. Sahut Ana bijak.
KOALAAAAA!!!!!! MUDA BERBAKTI TANGGUH!!!
Seperti terpompa semangatnya, kita pun melaju dengan penuh semangat.

*Pukul 05.00*
Tibalah kita di puncak. Belum ada sunrise. Kita hebat!
Setelah menunaikan sholat subuh, kita pun berlomba untuk foto-foto, mencari sudut yang pas untuk mendapatkan sunrise. Benar apa kata Hale saat di perjalanan.
Nanti kalo udah sampe puncak kita bakalan liat 9 gunung di sana…
Dan itu benar. 9 gunung itu adalah Sindoro, Sumbing, Kembang (anak Sindoro), Merbabu, Merapi, Lawu, Sikunir, dan Slamet. 
It’s awesome. Very beautiful. Subhanallah 
Terimakasih, untuk subuh ke-19 di April 2014 pada 2565 mdpl (ini Retno)
Dan terimakasih pula, untuk surya yang dini dan menggigil bersama teman-teman luar  biasa. (Ini Ana)
Dan tak lupa, terimakasih teruntuk ketua kelompok kami semua, yang bersedia menjaga dan membuat kami merasa aman yang luar biasa, terimakasih. J *salamin tangannya satu-satu*

*Foto-foto di puncak*
*pukul 07.00*
Retno ingin segera pulang ke basecamp karena ada hal darurat, beberapa partikel yang berada di perutnya menuntut untuk segera dikeluarkan. Dengan berteman Hale, mereka pun kembali ke basecamp.  Kita pun makan-makan, masak mie, ngemil roti. Btw, ngemil, ngemil ngemil apa yang enak? | Ngemilikin kamu seutuhnya…
And the hoax moments is when ada Ana, yang lagi mau kan mie, and then she seen the sendok yang nganggur dan mau dicuci pake air di botol-and she don’t know if the botol tadi isinya spirtus. Hehe, gws ya, Na. #AnaBaruSajaMeminumSpirtus #AnaRapopo
Situasi di puncak kali ini sangat ramai. Mungkin saking ramainya, jualan gorengan bisa laku keras. Iya, belinya pake batu. Kan keras. Yoih.
Kita pun balik menuju basecamp.

*Perjalanan pulang ke basecamp*
Trek yang terjal dan curam, kanan-kiri jurang tak lantas menyurutkan niat kami untuk tetap melangkah. Semangaaaat!
Meski harus berkotor-kotor ria, dan mungkin jika ada perlombaan kotor-kotoran celana, Ana sudah pasti menang. Hikkksss..
Terimakasih, Pak Ogeh, yang dengan tekun dan sabar menunggu kami yang banyak merepotkan. Hikkksss *ngelap ingus*

*Pukul 10.00*
Kita beristirahat sejenak di basecamp, untuk persinggahan kami selanjutnya adalah tempat Rapelling di Simbel. Ada yang gegoleran, ada yang ngemil-ngemil asik.

*Perjalanan menuju Simbel*
Sampai di Simbel, kami diberi hidangan ubi dan kentang rebus buah tangan dari Hale’s home.  Rapelling kali ini di jembatan yang bawahnya ada sungainya. Ngeliat ke bawah aja udah dibikin merinding~ . Nanti kita semua bakalan “diturunin” ke situ.
Pemandu kali ini adalah Harris dan Pak Ogeh. Mereka lah yang bakal jagain kita sewaktu rapelling. Wah kalo gini terus siapa yang gak ketagihan “di rapelling-in?” Beberapa ada yang merasa takut, tapi pas udah nyampe bawah ketagihan. Ada juga yang pas awalnya takut barang udah selesai sok-sok an ngasih wejangan. Wkwkwk Ana dan Kurnia banget itu. Hehehe..
Terimakasih, Harris, dan Pak Ogeh yang senantiasa menjaga kami, dan memberikan rasa aman kepada kami *tium jauhhhh*
Destinasi perjalanan kami setelah rapelling adalah tubing dan melanjutkan untuk berkemah di Siantap.Mantap, bukan? Heheh

*Pukul 15.30*
Kami pun tiba di Siantap dengan kehujanan. Gak masalah, yang penting seneng \o/

*Sampai di Siantap*
Jadwalnya kita kali ini yaitu Tubing. Tubing itu maenan di air pake pelampung terus ngelewatin arus sungai, kayak arung jeram gitu. Tapi ini tubing. Beda tipis, lah. Kalo tebel mah bedaknya Syahrini. Yoih.
Giliran pertama ada Anik, Fifit, dan Fitia.
*menunggu agak lama*
Karena, mungkin sudah tidak sabar, Ana,Kurnia, dan Willy yang mendapat giliran selanjutnya pun berjalan hingga sampai di atas jembatan. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya tibalah Anik dan Fifit yang melaju dengan pelampung dan ban yang dinaikinya.
“Nanti kalo udah sampai ngelewatin jembatan, minggir ke kiri” Himbau Retno.
Entah, mungkin karena tidak dengar-atau arus yang terlalu deras, ban yang dibawa Anik melaju sendiri, sederas kecepatan debit airnya.
“Kejar, Nik. Bannya dikejar!” Perintah Retno.
Anik pun tidak bisa mengejar ban, karena posisinya yang berada dalam aliran deras sungai sementara kalo dia berlari, itu sudah pasti tidak mungkin. Untungnya, ban yang dibawa Anik menyangkut di bebatuan. Lalu Anik pun mengejar..dan bannya bisa kembali ke dekapannya.
*lalu Fifit pun menyusul Anik*
Fifit pun begitu. Seusai melewati jembatan, ia tak bisa mengendalikan kakinya dan ban yang dibawanya ikut hanyut bersama dengan derasnya aliran sungai.
Selang beberapa saat kemudian, Fitia datang, berteman Hale, tapi tak bisa melanjutkan permainan. Ia cedera, tapi ia baik-baik saja.
“Harley, itu bannya hanyut!!” teriak Retno
Harley pun berlari mengikuti hanyutnya ban tsb. Dengan terjatuh-jatuh, ia pun mengejar dengan penuh semangat.
Lalu, beberapa saat kemudian, terlihat Pak Ogeh sedang menggendong Hale. Ia dalam keadaan drop, dan sepertinya pingsan.
Usut punya usut, ternyata Hale ini kata Pak Ogeh gak apa-apa, Cuma ngedrop soalnya semaleman gak tidur L. Kita semua bersedih. Bukan sedih karena gak bisa ikut tubing, tapi karena demi kita, Hale jadi kayak gitu. Kita jadi ngerasa bersalah. Maaf (lagi) L

*Malam harinya*
Kita barbekyuan. Bukan kita sik, Cuma Ana, Kurnia, Agus, dan pak Ogeh yang bakar-bakar jagung. Karena teman-teman semuanya tepar. Mereka pada kecapekan L
Fyi, jagung di sana manis-manis. Ibu siapa lagi ini yang bisa membuat jagung ini bisa manis seperti anaknya? Halah. Selain jagung, ada juga busil, yang mungkin kalo di sini namanya talas, ikut dibakar. Bukan busil yang kondisi kaki saat belum dikasih hand body lhoyaa..
Makan lagi, kenyang lagi. *tepok tepok perut*
Setelah itu, kami pun tidur, melanjutkan hari esok yang menunggu untuk diceritakan.

*20 April 2014*
Hari ini kita agendanya pulang ke Semarang. sebelumnya kami menikmati hidangan manisan Carica, buah khas Dieng. Carica ini enak, lho. Seger pula.
Kita dibawain oleh-oleh banyak banget. Ada Carica, Bengkoang, sama bungkusan sarapan yang sisa banyak, tapi belum kemakan lho, ya… Biasanya kalo muncak gini kekurangan logistik, lah ini malah kelebihan..
Hehe, makasih, Pak Ogeh, Harris, Hale, dan Topan. Muach!
Sebelum pulang, kita mau mampir ke tempat Mie Ongklok, makanan khas Wonosobo. Dengan kuah yang kental dan sate sapi yang yuummmm…lezatnya maknyuuusss!
Sesudah dari tempat Mie Ongklok, kita terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang satu berkunjung ke rumah Tutik, yang kebetulan berada di Wonosobo. Dan kelompok yang satu lagi, langsung balik ke Semarang karena ada beberapa acara.

*Sampai rumah Tutik*
Wah, hidangan lagi. *tepok-tepok perut*
Ini mah namanya jalan-jalan. Makan muluk ^^
#terimakasih, Tutik :*
Habis itu kita pulang dengan berbuah tangan rambutan yang buanyak. Sebelumnya pula, kita makan bareng dulu di rumah Tutik *tepokin perut lagi*
Terimakasih, semuanya.

Terimakasih, kepada pihak-pihak yang kerepotan jagain kami. Hiks *lapin ingus*
Terimakasih, semoga dengan adanya pendakian kali ini, silaturahmi bisa terjalin.
Terimakasih, semuanya. *dleweran*
Terimakasih, dan maaf kalo selama di sana kita merepotkan (selalu) :’(

Kadang, beberapa hal indah di masa lalu yang ingin terulang, kita harus menolak lupa bahwa ia telah menjelma menjadi sebuah kenangan J
Terimakasih, Pak Ogeh. Yang gigih jagain kami, membimbing kami, yang dengan tekunnya bersabar sama kami. Maaf, ya, Pak kalo kita sering nyebelinnya daripada nyenenginnya hoho J. Rambutnya Pak Ogeh lucu, apalagi ikat rambutnya yang kadang membuat heran, panjangnya bisa melebihi rambutnya J
Terimakasih, Hale. Yang tekun jagain temen-temen, maaf sampai bikin kamu ngedrop. Semoga cepat sembuh. Kami tunggu ubi manisnya J
Terimakasih, Harris. Yang senantiasa jagain kami waktu rapelling dan membuat kami merasakan aman yang luar biasa saat itu, yang bolak-balik demi menyediakan kebutuhan untuk kami J
Terimakasih, Topan. Yang kadang becandaannya lucuk dan menggemaskan waktu minjem kamera mau fotoin tapi harus jadi cenayang karena harus bisa ngejepret tanpa melihat obyeknya , yang ikut bantuin markirin motor J
Dan tak lupa, Retno Budiani yang membawa kita kepada teman-teman luar biasamu itu. Tanpamu, kita bukanlah apa-apa, laiknya bunga yang memerlukan air untuk terus tumbuh..
Terimakasih..
Terimakasih telah menjaga kami.
Kapan kita bersua lagi? Esok pasti akan menunggu kita berjumpa, menjemput kembali kenangan yang dulu sempat ada, dan mengulang sebagai suatu cerita yang tak terlupa..

KOALA, penuh cinta, 






-IDR

Komentar

  1. nice story
    :)

    walaupun penulisan nama agak salah, tapi ga papa
    :)

    Herley apa kabar?
    :: Alhamdulillah sehat

    ini Ubi-nya mau ditunggu dimana?
    :D :D

    BalasHapus
  2. hehehe maaf sik,, tapi yang dimaksud tetep Hale Harlequin yang bawain ubi manis itu :)

    Jangan kapok sama kita-kita yang suka ngeselin yes :p

    Kapan-kapan kalo kita ke sana lagi boleh dong dibawain ubi manis lagi :)

    BalasHapus
  3. siap siap..
    :D

    Tubing-nya belum to..
    kalo maen kesini hayuk tubingan
    :D

    BalasHapus
  4. wah siap mah kalo itu. Tapi syaratnya mas Hale gak boleh kenapa-kenapa gara-gara kita :D

    apa harus belajar renang semuanya dulu :p ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5000 Mangrove untuk Indonesia

Tidak seperti 2 hari lalu yang hujan sepanjang hari, sepertinya matahari berpihak pada hari ke 23 di bulan Maret ini. Ditemani matahari pagi teman-teman KOALA berkumpul di kampus PGSD untuk bersiap mengikuti salah satu kegiatan memperingati World Water Day yang diselenggarakan oleh Ikatan HIMA Biologi Indonesia yang penyelenggaraannya dilaksanakan di kampus IAIN WaliSongo Semarang Jawa Tengah. Teman-teman KOALA tidak dapat hadir lengkap karena beberapa anggotanya ada yang mengikuti Monev Bidik Misi dan ada keperluan pribadi yang tidak dapat ditinggalkan. Berjumlah 7 orang, yakni Titis, Dita (temennya Titis), Tutik, Retno, Intan, Fitia dan Agus kami bersiap menuju ke kampus 1 IAIN Wali Songo. Sesampainya di sana panitia menyambut kami dengan hangat, kami dipersilakan duduk dan diminta untuk sedikit bersabar menunggu kendaraan yang akan membawa kami ke tempat penanaman datang. Setelah 30 menit menunggu akhirnya kendaraan datang, dan membawa kami menuju Pantai Mangunharjo, Tugu, Sem...

ATM 2017 (Ayo Tanam Mangrove) Koala PGSD UNNES

ATM (AYO TANAM MANGROVE)  2017 ….”1 Aksi Untuk Bumi Pertiwi” Salam Lestari..!! Minggu, 5 Oktobe r 2017 This is the last agenda Divisi KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam). Agenda tahunan @koalapgsd_unnes, kegiatan ini termasuk agenda terbesar karena menggalang banyak peserta. Kegiatan Tanam Mangrove bertempat di Ds. Mangunharjo Mangkang. Dimulai dengan berkumpulnya peserta di kampus PGSD UNNES Karangayar Ngaliyan Semarang. Yang waww, dari ATM tahun ini ada peserta yang datang dari UNAKI menggunakan taxi. Taklupa saudara jauh PGSD dari Rumpala PGSD unnes Tegal, celeg Adventure komunitas dari Salatiga, Wonosobo, Argapala dari Pekalongan, serta para Pecinta Alam se UNNES, serta dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Setelah peserta sudah berangkat semua, pemberangkatan menggunakan angkutan umum dan sepeda motor. Perjalanan -+ 15 menit menuju lokasi berkumpul. Yaitu di rumah pak Sururi (Koordinator Petani Mangrove Ds. Mangunharjo). Mulai kegiatan dengan Flashmob.. Flas...